Usai melakukan ritual ini, para pengikutnya bisa diperintahkan apa saja oleh Eyang Subur tanpa dipaksa dan tidak berdaya untuk membantah.
"Kopi pahit, kopi manis dan air garam, kalau sudah waktunya apa maunya, kopi pahit dan manis diminum, cuci muka, mandi langsung terserah perintahnya (Subur)," kata Ujang, mantan juru kunci Eyang Subur, dalam jumpa pers di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.
Ujang menambahkan, kalau ada yang khusus, air garamnya kadang dibuang di kantor atau rumah para pengikutnya.
Adi Bing Slamet juga pernah melakukan hal ini. Sejak ritual itu, perilakunya berubah, dirinya selalu menuruti perintah Eyang Subur.
Bahkan, dirinya tetap melakukan ritual ini meski saat Bulan Suci Ramadan. "Pas bulan puasa itu setelah imsak masih tetap minum air garam," ungkap Adi.
0 komentar:
Posting Komentar